Penulis : Abu Bakar*
Kabid Advokasi HPMB_Raya Cabang Jalarambang
JALARAMBANG adalah sebuah istilah yang sudah tak asing lagi di telinga orang Bantaeng, penulis selalu melihat kata ini dalam nama akun facebook, dan beberapa tulisan di jalan, bahkan di papan nama sebuah toko.
Jalarambang selalu diidentikkan dengan Bantaeng, Bantaeng yang kaya akan sejarah masa lalu, kaya akan budaya dan adat istiadat, Bantaeng tanah tua, Bantaeng Butta Toa.
Jalarambang terdiri dari dua kata jala dan Rambang , dalam bahasa Makassar Jala adalah sebuah kata benda yang berarti jaring,dan Rambang adalah sebuah kata sifat yang berarti mengambil apapun yang ada di hadapannya tanpa terkecuali, "Jadi Jalarambang bisa di artikan jala yang Mampu Mengambil apapun yang ada di hadapan mata tanpa terkecuali ". Itu pemahaman singkat penulis sebagai orang Bantaeng tentang Jalarambang dalam bahasa Makassar.
Konon kabarnya Jalarambang adalah semacam ilmu kebathinan, Ilmu ini berasal dari seorang ahli spiritual pada masa kerajaan Bantaeng atau dalam bahasa Bantaeng di kenal dengan sebutan Panrita.
Panrita ini mendapatkan ilmu jalarambang ini melalui proses semedi yang cukup lama, dia memohon petunjuk untuk diberikan ilmu oleh sang penguasa semesta, setelah mendapatkan petunjuk maka panrita ini bersegera melakukan petunjuk dalam semedinya itu.
Akhirnya terciptalah sebuah mantra, dan sebotol ramuan minyak, minyak yang konon kabarnya tak pernah bisa habis itu.
Panrita ini khusus menciptakan ilmu Jalarambang ini sebagai bentuk pengabdiannya pada Raja yang berkuasa waktu itu, meskipun tidak ada informasi yang jelas, pada masa pemerintahan Raja Bantaeng ke berapa tepatnya. Dia menciptakan ilmu ini untuk membantu Raja Bantaeng dalam meyakinkan rakyatnya agar mereka percaya akan kepemimpinannya.
Jalarambang adalah ilmu kebathinan yang mampu membuat orang yang memakainya lebih percaya diri, karena merasa semua yang melihatnya terkagum - kagum padanya, bahkan Ia bebas untuk memilih siapa saja yang diinginkannya, karena ilmu Jalarambang mampu mempengaruhi siapa saja yang melihat orang yang membaca mantranya dan memakai minyaknya.
Konon kabarnya jika seorang Raja Bantaeng menginginkan seorang wanita sebagai pendampingnya, atas persetujuan perangkat adat dua belas, maka pihak wanita tersebut tidak bisa menolak akan keinginan itu, karena ini menyangkut harga diri Kerajaan Bantaeng saat itu, dan akan mempengaruhi kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinannya dalam Kerajaan. Nah Jalarambang ini dipersiapkan untuk mengantisipasi penolakan dari pihak wanita tadi. seiring waktu ilmu Jalarambang ini akhirnya dipersiapkan untuk keluarga kerajaan Bantaeng juga, karena keluarga kerajaan juga sangat mempengaruhi kredibilitas kepemimpinan seorang Raja Bantaeng.
Pada akhirnya tanpa disadari ilmu Jalarambang ini meluas dan disalah gunakan oleh segelintir orang, ada yang akhirnya menjualnya kepada orang yang berasal dari luar lingkup keluarga Kerajaan Bantaeng.
makanya ilmu Jalarambang semakin terkenal kesaktiannya kala itu, namun tidak sesakral ketika ilmu itu hanya diperuntukkan kepada Raja Bantaeng kala itu. karena minyak yang diramu oleh sang Panrita melalui proses semedi panjang nya itu memang hanya dikhususkan untuk Sang Raja.
Dan konon kabarnya minyak itu masih ada sampai sekarang, namun entah dimana letaknya, karena semua yang menyangkut ilmu ini adalah hal yang sangat sakral dan bersifat rahasia. seiring dengan masuknya Agama Islam ke Kabupaten Bantaeng kala itu oleh seorang Raja dari Bone yang diusir dari kerajaannya karena Ia telah memeluk Agama Islam yg bernama La Tenri Ruwa, maka ketenaran ilmu Jalarambang ini semakin memudar, karena ilmu ini terkesan mistik dan tidak sesuai dengan kaidah - kaidah yang telah diatur dalam Agama Islam.
Namun meskipun demikian sejarah Jalarambang ini tetap abadi, dan merupakan suatu kebanggaan masyarakat Bantaeng sampai saat ini, Bahkan istilah Jalarambang ini sudah menjadi identitas Kabupaten Bantaeng di mata daerah - daerah lain.
Karena sebagian besar masyarakat Bantaeng masih tusangat menjaga adat - istiadat dan keluhuran budaya para leluhurnya.
SEMOGA JALARAMBANG akan tetap utuh sebagai ciri khas masyarakat Bantaeng, meskipun keberadaan ilmu Jalarambang hanya tinggal cerita masa lalu belaka.
Editor: Adhe Shira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar